TNI Angkatan Laut kembali menangkap kapal ikan berbendera Malaysia yang tengah menangkap ikan secara ilegal di sekitar Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau, kata juru bicara TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama TNI Tri Prasodjo di Jakarta, Selasa (29/3/2011).
"Kapal berbendera Malaysia KHF 1897 ditangkap kapal patroli TNI-AL KRI Pulau Rangsang-727 di sekitar perairan Pulau Batam, Provinsi Kepulauan Riau," katanya.
Tri mengemukakan, kapal ikan berbendera Malaysia bertonase 60,82 GT dinakhodai Malek Sarman Bin Shuib ditangkap setelah dilakukan penghentian dan pemeriksaan oleh personel KRI Pulau Rangsang-727.
"Setelah dilakukan pemeriksaaan, diketahui kapal tersebut tidak dilengkapi `Port Clearence` yang merupakan kelengkapan dokumen penting bagi kapal asing, saat memasuki wilayah Indonesia. Selain itu, tidak menyimpan alat penangkap ikan di dalam palka, yang mengindikasikan kapal baru saja melakukan kegiatan penangkapan ikan di wilayah perairan Indonesia, serta nakhoda kapal tidak berada di atas kapal ketika berlayar," ungkapnya.
Kapal KHF 1897 memiliki ciri-ciri berlambung biru dan anjungan berwarna merah, diawaki enam orang Anak Buah Kapal (ABK) berkebangsaan Thailand. Setelah diperiksa ternyata di 2 kapal tersebut + berisikan 100 drum ikan.
MEDAN -- Mentri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengunjungi Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) untuk melihat nasib empat nelayan yang di pukuli Angkatan Laut Malaysia, Sabtu (19/3). Dalam kunjungan tersebut, Fadel menilai tindakan kekerasan yang dilalukan petugas Malaysia terhadap nelayan Indonesia sudah keterlaluan dan harus diselesaikan secara hukum sebagai bentuk upaya pemerintah dalam melindungi warganya.
Fadel menjelaskan, perbutan petugas Malaysia merupakan pelecehan karena telah memukuli warga Indonesia di wilayah Indonesia sendiri. "Dari dulu mereka memang sudah keterlaluan. Bukan hanya kepada nelayan, kepada pejabat negara juga mereka sangat sepele," ujar Fadel.
Lebih lanjut, Fadel menambahkan, meminta nelayan untuk terus berjuang bersama pemerintah dan jangan takut melaut sambil terus belajar mengenai tapal batas wilayah perairan Indonesia-Malaysia. “Maju dan teruslah berjuang, pemerintah mendukung Anda,” tambahnya.
Ketua HNSI Kota Medan Zulfahri Siagian menyambut baik tanggapan menteri tersebut. Menurutnya, 12 kali kekerasan terhadap nelayan sejak tahun 2010, terjadi akibat belum pastinya penentuan tapal batas perairan Indonesia-Malaysia di perairan Selat Malaka. "Mereka mengklaim kawasan yang dimasuki nelayan merupakan wilayah perairan Malaysia. Padahal dari GPRS yang digunakan nelayan wilayah itu masih masuk NKRI," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Lantamal TNI AL Belawan, Laksma Amri Husaini membenarkan masih adanya perbedaan pendapat antara Indonesia dan Malaysia mengenai tapal batas wilayah kedua negara di perairan Selat Malaka.
Pemerintah kedua negara telah berulangkali melakukan perundingan membahas hal tersebut. Namun hingga sekarang belum menghasilkan sebuah kesepatan yang disetujui kedua belah pihak. "Hubungan kita dengan angakatan laut Malaysia, baik dan kita sudah membicarakan masalah kekerasan tersebut walau masih melalui telepon," tandasnya.
Kamis, 7 Oktober 2010 | 19:57 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa membenarkan adanya empat nelayan Indonesia yang ditangkap dan ditahan di Malaysia. Menurutnya kini Konsulat RI di Johor masih terus berupaya untuk bisa bertemu dengan nelayan tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai mengelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (7/10/2010). Ada nelayan kita yang ditahan oleh pihak Malaysia, bahkan pada saat ini pihak Konsultat Jenderal kita di Johor Baru sedang mengupayakan untuk bertemu dengan keempat nelayan kita tersebut, ujarnya.
Menurutnya empat nelayan Indonesia yang saat ini ditahan Malaysia ditangkap di perairan internasional di Selat Malaka, Selasa (5/10/2010). Marty juga mengatakan lokasi pasti penangkapan juga masih terus dicari, karena menurut pihak Malaysia nelayan-nelayan Indonesia ditangkap di wilayah perairan Malaysia.
Selain menangkap nelayan-nelayan tersebut, petugas Malaysia juga menenggelamkan kapal milik nelayan Indonesia. Lima orang nelayan asal Meral, mereka adalah Cing Ling (51), A An (50), Kim Wan (55) dan seorang lagi pria suku Melayu.
Tiga petugas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kepulauan Riau ditangkap oleh Marine Police Malaysia (MPM) di perairan Tanjung Berakit, Bintan. Mereka ditangkap tidak lama setelah menahan tujuh nelayan asal Malaysia yang beroperasi di kawasan perbatasan laut.
Tiga petugas dinas yang ditangkap MPM pada Jumat, 13 Agustus 2010, sekitar pukul 22.00 waktu setempat, masing-masing bernama Asriadi, Erwan, dan Selvogrevo. Demikian dinyatakan Kepala Polisi Daerah Kepulauan Riau, Brigadir Jenderal, Pudji Hartanto, yang dikutip dari tvOne, Minggu, 15 Agustus 2010.
Hingga siang ini, kata Pudji, ketiga petugas dinas masih ditahan di markas MPM di Pangeran Malaysia.
Menurut keterangan Pudji, sebelum penangkapan terjadi, ketiga petugas tengah berpatroli di dekat perairan perbatasan Indonesia-Malaysia. Di perairan Tanjung Berakit, kata Pudji, mereka melihat adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan lima kapal nelayan Malaysia.
“Menurut keterangan yang kami dapat, aktivitas nelayan (Malaysia) itu berada di perairan Indonesia, sehingga mereka ditangkap petugas dinas,” kata Pudjo. “Ada tujuh nelayan yang kemudian diamankan.”
Tak lama kemudian, secara tiba-tiba datang petugas patroli dari Malaysia. Mereka langsung menyergap kapal Dolphin 015 yang ditumpangi ketiga petugas dinas.
Setelah mendapatkan laporan adanya insiden ini, kata Pudji, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia.
“Sekarang sudah ditangani kementerian luar negeri untuk dilakukan tindakan lebih lanjut,” katanya.
Tiga petugas dinas yang ditangkap MPM pada Jumat, 13 Agustus 2010, sekitar pukul 22.00 waktu setempat, masing-masing bernama Asriadi, Erwan, dan Selvogrevo. Demikian dinyatakan Kepala Polisi Daerah Kepulauan Riau, Brigadir Jenderal, Pudji Hartanto, yang dikutip dari tvOne, Minggu, 15 Agustus 2010.
Hingga siang ini, kata Pudji, ketiga petugas dinas masih ditahan di markas MPM di Pangeran Malaysia.
Menurut keterangan Pudji, sebelum penangkapan terjadi, ketiga petugas tengah berpatroli di dekat perairan perbatasan Indonesia-Malaysia. Di perairan Tanjung Berakit, kata Pudji, mereka melihat adanya aktivitas mencurigakan yang dilakukan lima kapal nelayan Malaysia.
“Menurut keterangan yang kami dapat, aktivitas nelayan (Malaysia) itu berada di perairan Indonesia, sehingga mereka ditangkap petugas dinas,” kata Pudjo. “Ada tujuh nelayan yang kemudian diamankan.”
Tak lama kemudian, secara tiba-tiba datang petugas patroli dari Malaysia. Mereka langsung menyergap kapal Dolphin 015 yang ditumpangi ketiga petugas dinas.
Setelah mendapatkan laporan adanya insiden ini, kata Pudji, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Polisi Diraja Malaysia.
“Sekarang sudah ditangani kementerian luar negeri untuk dilakukan tindakan lebih lanjut,” katanya.
Saudara-saudaraku setanah air.Ini sekedar sharing jer. Tadak maksud apapun.. Kita mungkin sedikit perlu berempati kepada negara kita ni yang nyaris tak punya identitas.
Setelah diteliti lebih jauh ternyata forumers Malaysiaku tidak pernah berfikir panjang apa yang akan dia orang tulis,seperti:
1. Dia orang mengatakan bahwa Indonesia tidak kreatif dan mengambil budaya malaysia, nyatanya. semua budaya dan lagu Indonesia telah nyata2 kita claim (batik: kita bilang batik malaysia padahal batik hanya ada satu yaitu dari Indonesia dan kualitasnya jauh lebih baik;Reog: kita hanya mengubah nama saja menjadi barongan padahal semua itu sama saja dengan reog,dll). Tidakkah itu tindakan yang salah.
2. Kita Orang kata lagu Indonesia jelek. Kenapa kita tak bisa terima kenyataan bahwa di malaysia ramai yang disukai adalah lagu2 Indonesia. Peringkat pertama Top hits di salah satu stesen radio malaysia adalah PETERPAN. Malahan lagu daerah di Indonesia kita claim. (Rasa Sayange).
3. Kita orang kata bendera dan lambang garuda Indonesia menjiplak dari Polandia, Monaco, sedangkan kita orang pun tak tau sejarah bendera Indonesia, dan kita tak tau bahwa di dunia ini ramai negara yang memiliki lambang garuda. Sedangkan bendera kita persis sama dengan Amerika hanya beda di bulan dan mataharinya saja. Tidakkah seharusnya kita sedar diri.
4. Ramai kita kata orang Indonesia bodoh2 hampir disetiap forum di negara kita ni, saya kerap melihat kata2 dr forumer yg berbunyi: indon bodoh blalala. Macam mana dengan kita..? Nama pelajar malaysia pun tidak pernah terdengar di peringkat pertama di olimpiade sains international. sedangkan indonesia, hampir setiap tahun putra-putri indonesia menang dalam olimpiade internasional bahkan sering mendapat medali emas. Dan tidakkah kita tau bahwa dokter2 Indonesia selalu menjadi guru besar dan mengajari dokter2 malaysia di negara kita ni.
5. Salah satu dari forum yang kita tulis bahwa kita bangga dijajah England. Dan kemerdekaan kita hanyalah pemberian semata dan bukan merupakan hasil perjuangan.
Baca kutipan dari Majalah Time di tahun 1957 tentang kemerdekaan Negara kita.ya :
“The Malayans .. though the curiously un-enthusiastic calm with which they received their independence was attributed by British residents to the fact that it was ‘handed to them on a platter.’”
Warga negara kita tidak puas karena kemerdekaannya seperti diberi oleh kerajaan Inggris. Time Magazine, “Malaya, A New Nation”.
Indonesia lahir dan jadi bangsa besar di dunia dengan cara yang heroik, mengusir bangsa-bangsa imperialis terbesar dunia, Belanda, Inggris, Jepang. Sukarno, Hatta, Jenderal Sudirman, Bung Tomo ,sejarah Indonesia penuh dengan pahlawan-pahlawan besar.
6. Kita orang kata Indonesia pencuri, padahal dalam kenyataanya bahwa kitalah yang pencuri (Ambalat,illegal-logging,dll).
7. Ketergantungan kita Pada Indonesia.
Ekonomi kita tergantung dengan Indonesia. Meskipun TKI cuma kuli kasar, ekonomi kita akan langsung jatoh kalau mereka tak ada.
8. Kita tak sedar, tak tau bahwa di negara kita banyak tenaga pengajar yang dari Indonesia sedangkan tenaga pengajar malaysia tidak laku di Indonesia.
9. Kita bangga dengan kekuatan militer kita karena kita tidak tahu apa2. Indonesia masuk 13 besar forces terkuat didunia sedangkan malaysia masih dibawah 60!Dan dia orang (Indonesia) selalu menjadi forces inti dari pasukan PBB International.
++ sesungguhnya masih banyak lagi kelebihan Indonesia dari malaysia hanya saja kita selalu membantah dan tidak mau menerima kenyataan ini.
(sumber: buku,internet,dll)
Aku budak johor.. Dah lama tinggal di indonesia.. Maka tu bahasa dah campur pun..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar