Senin, 28 Februari 2011

Diam-diam Tony Blair Telepon Gaddafi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, dikritik di negaranya sehubungan bocornya telepon "uluran persahabatan" yang dilakukannya pada pemimpin Libya Moammar Gaddafi. Blair diketahui melakukan dua kali pembicaraan, terakhir pada Jumat. Namun sumber yang dekat dengan Blair menyatakan, telepon itu berisi "imbauan agar Gaddafi menghentikan tindakan keras pada demonstran."
Blair membuat dua panggilan mendadak ke Kolonel Gaddafi pada hari Jumat - hari ketika Presiden Libya itu muncul di depan publik dan mendesak pendukungnya untuk "membela bangsa" melawan pemberontakan dan "menghancurkan musuh" di belakangnya. Publik Inggris menyangsikan isi pembicaraan seperti yang disebutkan, mengingat keduanya pernah melakukan "kesepakatan di gurun" dimana dia menegosiasikan dengan Gaddafi pada tahun 2004 - yang dianggap sebagai awal "rehabilitasi" Gaddafi di mata Barat .
Menurut sumber Independent, Blairlah yang menelepon terlebih dulu pada Gaddafi, yang telah memerintahkan helikopter tempur untuk menembaki demonstran yang ia digambarkan sebagai "tikus" dan "kecoak".
Sumber yang dekat dengan Blair menyatakan, setelah berkonsultasi dengan Departemen Luar Negeri Inggris, Blair menelepon dan memberitahu bahwa Pemerintah Inggris menyarankan Presiden Libya untuk turun, dan dia setuju untuk telepon dia lagi dan mengirimkan pesan itu. Tidak ada komentar dari kantor Blair tentang bagaimana kejelasan berita itu.
Laporan dari ibukota Libya menyatakan bahwa diktator itu melaksanakan ancamannya untuk terus menyerang melawan pemberontakan. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris  David Cameron memerintahkan misi penyelamatan SAS untuk menjemput 150 warganya terdampar di ladang minyak terpencil selatan pelabuhan Benghazi.

dikutip dari yahoo news indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar